Kamis, 22 Januari 2015

Depresi Pasca-Melahirkan

Depresi pasca-melahirkan

Assalamualaikum..

Hari ini saya akan memposting artikel bertemakan depresi pasca-melahirkan...

Kedengarannya memang aneh.. Masa habis melahirkan malah depresi bukannya bahagia... karena punya anak??

eits.. tapi tenang dulu bunda2 semua.. hal ini bisa terjadi pada perempuan yang mungkin belum siap untuk mempunyai anak, suami yang tidak bertanggung jawab dan tidak adanya dukungan dari keluarga...

berikut ulasannya saya sajikan khusus untuk anda...

Depresi pasca-melahirkan

Depresi pasca-melahirkan berbeda dengan sindrom Baby Blues. Sindrom Baby Blues terjadi karena ketidakseimbangan hormone dan sembuh sendiri setelah 2 minggu. Jika depresi pasca-melahirkan terjadi bukan karena hormone, melainkan disebabkan factor-faktor lain seperti kurang dukungan suami atau ketidaksiapan menjadi ibu. Depresi pasca-persalinan bisa berlangsung sampai hari ke-40 setelah melahirkan bahkan bisa sampai bertahun-tahun.  Depresi ini tidak bisa sembuh sendiri, sang ibu harus mengikuti terapi.


Gejalanya depresi pasca-melahirkan ditandai dengan iritabilitas, kesulitan konsentrasi, cemas, menangis  tanpa sebab, marah, merasa putus asa, tidak punya harapan, sulit tidur, lelah yang hebat, dan tidak bisa merasa santai. Depresi pasca-melahirkan bisa terjadi selama dua bulan sesudah persalinan

Paket Minyak Cinta

3 faktor penyebab depresi pasca- melahirkan.

Pertama adalah perubahan hormone seperti kadar estrogen dan progesterone yang menurun drastic sehingga mengakibatkan kelelahan, perubahan tekanan darah, gangguan imunitas tubuh, dan perubahan metabolosme tubuh.


Kedua adalah perubahan bentuk tubuh, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dengan bentuk tubuh dan daya tarik seksual. Ketiga istirahat yang kurang dan lelah selama menguras bayi.


Siapa saja yang berisiko mengalami depresi pasca-melahirkan?
Umumnya factor risiko lebih besar terletak pada wanita yang memiliki riwayat terhadap depresi, kurangnya dukungan keluarga dan pasangan, adanya masalah dalam pernikahan, riwayat keluarga, harga diri yang rendah dan masih banyak lagi.


Terapi untuk depresi pasca-melahirkan biasanya berupa psikoterapi , yakni  pakar mengajak bicara sang ibu untuk bertukar  pikiran tentang seberapa jauh kesiapannya dalam punya anak.  Intinya sang ibu diberi kesempatan untuk menyamapikan perspektifnya  tentang hidup, karier, dan keluarganya.
Sementara itu farmakoterapi atau pemberian obat adalah pilihan terakhir jika psikoterapi tidak berhasil, sebab si ibu masih menyusui, sehingga pemberian obat akan mempengaruhi kualitas ASI-nya.

Mudah-mudahan artikel yang singkat ini bisa bermanfaat buat pembaca sekalian...

Wassalam...

=======================================================================================================================

ada produk menarik khusus buat pasutri (pasangan rumah tangga) yang ingin rumah tangganya lebih harmonis. Bosen dengan gaya yang biasa saja ketika berhubungan intim diatas ranjang...

kini ada solusinya klik gambar dibawah ini.. Bagi yang belum menikah jangan coba2 BUKA YAH...!!!!!!!!!!!!!!

bisa bahaya....

 

Paket Minyak Cinta 300x250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar