Rabu, 14 Januari 2015

Menikah itu mudah

Untitled Document

Assalamualaikum kawan semua...

baca basmallah dulu yah sebelum baca artikel saya.. biar waktu yang anda luangkan utk membaca artikel ini tidak sia-sia.... selamat membaca kawan...

Menikah Itu Mudah by: @dedhi_suharto
Menikah itu mudah. Itulah pesan saya dibagian membangun cinta dalam Novel AID (Allah Itu Dekat) Sekaligus menikah itu berkah.
Menikah itu mudah tentu bagi yang tidak ingin mempersulitnya. Tetapi jangan menyepelakan pernikahan. Bila kita sudah memiliki kesiapan mental menerima pasangan kita dan siap bertanggung jawab , maka menikahlah. Bila belum ya tunggu jangan malah kita berpacaran yang melanggar syariat agama. Siap bertanggung jawab artinya siap all out bukan setengah-setengah. Pernikahan tak baik di jadikan hal yang sampingan. Karena itu saya tidak menyukai orang yang sedang sibuk kuliah lalu menikah sebagai sampingan. Tapi bagi yang sudah berkomitmen juga ga papa sih. Kalau menurutku itu semua tidak all out dan  buruk untuk pernikahan. Meskipun menikah itu mudah, ingat mempertahankan pernikahan itu susah. Buktinya banyak pernikahan selibritis yang hancur. Menikah itu mudah, dalam arti jangan terlalu memikirkan rezeki anda berdua. Allah SWT akan menolong orang yang menikah. Tapi syaratnya all out. Menikah itu mudah dalam arti permudahlah proses dan walimahannya tidak perlu bermewah-mewah sederhana tapi khidmat. Dulu dalam pernikahan kami yang makan pertama adalah tetangga – tetangga kami yang miskin dan itu berkah.
Menikah itu mudah dalam arti jangan terlalu banyak syarat pasangan yang kita ajukan (meski boleh) rupawan, kaya, nasab dan agamanya. Kalau ada orang yang sempurna dgn keempat hal itu, yakinlah ada orang lain yang lebih pantas mendapatkannya ketimbang kita.
Karena itu kiatnya adalah ambil yang agamanya baik dan kalu belum cukup ambil satu lagi syarat lainnya. Misalnya : rupawan, 2 syarat lebih mudah. Menikah itu mudah,  bila kita tidak fokus dengan calon pasangan , tetapi fokus  pada diri sendiri. Mencari-cari calon pasangan hanya bikin galau. Binalah diri kita untuk siap menerima pasangan apa adanya. Usir karakter penuntut, dan isi jiwa dengan karakter pemberi. Binalah diri kita dan bertawakallah kepada Allah SWT untuk mendatangkan jodoh kita. Binalah diri dan berdoa, kisah pernikahan mba saya dalam novel AID menjadi saksi betapa ALLAH SWT mendatangkan jodoh untuk kakak saya setelah pernikahan saya. Sungguh saya doakan kakak saya saya di sholat –shota saya. Maka berdoalah dengan sepenuh hati. Tanpa pacaran, kakak saya pun menikah setelah bertemu dengan seseorang yang berniat menikahinya itu datangkan berkah.
Ebook Motivasi Saat walimah, nasi hamper habis, tapi nasi seperti air yang “ngethuk”, air yang keluar dari sumber air terus menerus berkah dari Allah. Hingga walimah selesai, nasi itu tak pernah abis. Setelah dinikmati panitia, nasi itu masih ada, bersisa. Subhanallah, berkah luar biasa.
Bila setelah membina diri dgn baik dan berdoa dengan  sungguh – sungguh tak jua dating jodoh kita maka berhusnuzhonlah kepada Allah. Sibukkan diri dengan amal. Yakinlah Allah telah menyiapkan untuk anda pasangan anda si surge-Nya kelak, yang pasti lebih baik. Namun berdasarkan pengamatan saya, biasanya yang menyiapkan diri dengan baik, dimudahkan mendapat jodohnya. Yang perlu difahami dalam hal ini, seorang muslimah boleh aktif dalam urusan jodohnya. Ingat, Khadijah ra aktif “meminta” RasulAllah SAW. Tentu dengan tetap menjaga kehormatan muslimah tsb. Misalnya dengan meminta tolong ortunya/pihak ketiga yang bisa membantunya. Ya Allah mudahkanlah jodoh untuk saudara/I ku yang jomblo. Berikan mereka jodoh yang baik. Aamiin.
Banyak keragu2an yang dialami oleh lelaki yang belum mapan untuk menikah. Mereka merasa perlu punya rumah dll-nya terlebih dahulu. Saya berpendapat yang penting berpenghasilan tetap atau tetap berpenghasilan dan bertanggung jawab (all out), maka layak menikah. Sebab menunggu mapan mungkin perlu menunggu usia 40-an tahun. Dan bagaimana kalo gak mapan2? Apa gak jadi menikah?
Karena itu, bila lelaki muslim berani menikah sebelum mapan, pasangannya harus bisa memahami dan saling menolong dlm mengarungi kehidupan. Hadapi ketiadaaan banyak hal dengan kesabaran, dekatkan diri kepada Allah. Pertolongan Allah akan selalu datang bila kita bertaqwa. Bila pasangannya mau saling menolong seperti itu, sang suami jangan bergantung kepada istrinya. Harus ditanamkan bahwa suamilah yang bertanggung jawab. Suami harus berusaha memandirikan dirinya dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilan istri hendaknya sebagai dukungan istri saja. Dominannya kontribusi istri dalam keluarga dikhawatirkan akan merobohkan sendi-sendi keluarga saat istri merasa terbebani. Karena itu bila istri masih dominan dlm kontribusi terhadap kebutuhan keluarga , ia perlu bantu suaminya berkembang agar bisa mengimbangi. Tentu istri berhak mengembangkan bakat/skillnya, tetapi ia harus mendukung suaminya bisa semakin berperan dalam ekonomi keluarga. Dalam bebrapa  situasi yang saya amati, melemahnya peran ekonomi suami sering memicu kekurang harmonisan dalam keluarga. Tentu tidak mustahil ada individu2 yg memiliki kebesaran jiwa yang luar biasa yang mampu harmonis dalam situasi lemahnya peran suami tsb. Hal lain yang mampu memicu ketidakharmonisan keluarga adalah MASA LALU. Kesalahan masa lalu yang terungkap kemudian bisa memicu cerai. Padahal Atiek CB pernah bersenandung, “setiap orang pasti punya masalah dan masa lalu” jadi gimana dong? Dalam hal ini, mestinya kita menyadari bahwa masa lalu hendaklah ditimbang dalam kerangka masa depan. Masa lalu yang bisa mempengaruhi masa depan, boleh saja dipersoalkan Tapi bila tidak ada pengaruhnya tak usah lah dipersoalkan..
Sekian kawan artikelnya.. mudah2an bermanfaat yah…
Wassalam…

Ebook Motivasi"> Ebook Motivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar