Minggu, 30 November 2014

Cara Meredam Rengekan Anak

Untitled Document

Cara Meredam Rengekan Anak


By. @ Erie_sudewoID


Tahukah kita, "rengekan itu senjata anak". Rengekan biasanya diikuti dengan meminta, menuntut dan biasanya diakhiri dengan mengamuk. Orang tua yang normal segera menyerah saat anak mulai mengamuk. Mengapa? Karena malu pada orang-orang di sekitarnya. Solusinya? Jangan pernah menyerah. Ajari anak-anak berkomunikasi tanpa merengek. Caranya coba sama-sama kita kupas.


Rengekan dipicu oleh "ingin dapat yang aku mau". Begitu sudah dapat, 5 – 10 menit kemudian mainan pun dibuang dalam kondisi rusak. Tahukah kita bahwa kata-kata emosional orang tua bisa terpahat dalam hati anak. Bahkan bisa pula terbawa anak-anaj hingga dewasa kelak. Orang tua normal mudah tersulut marahnya. Jika tak terkontrol, anak-anak bisa dimarahai dengan kata-kata kasar bahkan menyakitkan. Yang sudah terlanjur, segera minta maaf. Tak usah gengsi pada anak. Justru ini pendidikan terbaik. "Orang tua minta maaf pada anak". Tanpa permintaan maaf, sakit hati bekasnya permanen. Bisa dendam pada orang tua. Atau berpengaruh buruk ketika dia berkeluarga.


Saat anak merengek di tempat umum, orang tua tetap mesti sadar sebagai orang tua, pendidik, guru, pemimpin. Bahkan seolah jadi temannya. Fokuslah menghadapi anak. Ini bagian dari pendidikan di tempat umum. Yang kelak akan berguna bagi si anak yang bersangkutan. Tak usah pecah untuk perhatikan orang sekitar. Ingat kita bukan sedang dihakimi oleh orang yang kebetulan pas sama-sama berada di situ. Rengekan tak berhenti, segera angkat dengan lembut. Jangan kasar. Kekasaran malah bisa merangsang ortu jadi tak terkontrol sendiri.


Bayi merengek, penuhi susunya. Bayi merengek ingin pegang ini/itu, alihkan dengan ajak bicara. Tak peduli bayi bisa bicara atau tidak. Why anak balita dan prasekolah suka merengek? Sebab keinginannya tak terpenuhi. Maka mereka butuh perhatian. Hati-hati menanganinya. Anak merengek dan orang tua menyerah, itu tanda orang tua kalah. Maka dengan rengekan anak dapati kebutuhannya, itu jadi senjata mereka. Saat merengek, ortu jangan menyerah. Padamkan keinginan mereka dengan dialog. Eksplor perasaan anak, hormati dan beri rasa nyaman.


Sekali anak-anak aman dengan perasaan mereka, insyaa Allah tak akan muncul lagi keluhan yg tak ada hubungannya dgn ingin sesuatu. Dialog dan tentramkan perasaan, ini positif. Ingat, anak-anak pembelajar cepat. Mereka pun belajar cepat ketika rengekan tak bawa hasil. Bilang pd anak: "Katakan apa mau kamu?" Sisihkan waktu untuk mengeksplorasi. Beri respek dan empati pada anak. Bilang pada mereka: "Gunakan kata-kata. Ibu/bpk mau dengar jika rengekan diganti dg kata-kata". Beri waktu agar anak bisa tenangkan diri. aat rengekan berlanjut, bilang ibu/bpk tak bisa dengar kalau merengek. Stop merengek, ibu/bpk akan dengar apa yang mau kamu katakan. Akui keadaan dan alihkan pembicaraan menjuah dari rengekan. Ibu/bpk mengerti mainan kamu diambil dan tak dikembalikan.


Tanyakan bagaimana perasaan si anak yg sesungguhnya. Ibu/bpk paham kamu marah. Ayo katakan: "Bagaimana perasaan kamu?". Libatkan si anak saat cari solusi. Bilang: "Ayo apa yg bisa kita lakukan. Ada usul? Hei, ibu/bpk puny ide. Kalau ini, gmn menurut kamu?". Yang sering diabaikan, kita yg tidak sabar. Ada saja alasan kita untuk tak sabar. Padahal, anak hanya butuh didengar kata dan perasaan. Biasanya anak jadi perengek karena dibentuk orang tuanya. Ibu/bpk ingin anak-anak tetap jadi anak-anak selamanya. Lho koq bisa?


Iya. Sebab rasa sayang yg buat orang tua lakukan segalanya buat anak. Menyuapi, memakaikan baju atau sepatu. Padahal anak sudah bisa. Akhirnya anak-anak jadi manja. Bukankah itu dibentuk. Lihat. Tak disuapi, merengek. Tak diambilkan sepatu, lantas teriak pada PRT. Rengekan pun jadi menu sehari-hari. Jarang anak tak ngamuk di usia 1 – 3 tahun. Sebab mereka belum bisa komunikasi. Akhirnya, merengek.


Anak-anak suka sekali melempari apapun. Waktu melempar makanan, beri hukuman. Musti membersihkan dan tak diberi makanan sekian waktu. Dengan mendiamkan dan malah ortu yg bersihkan, atau minta PRT bersihkan, anak segera belajar. Terekam di benak mereka. Apapun yg dilakukan, ortu tak menyoal. Malah ortu yg bersihkan. Atau ada bibi yang selalu siap graaak bantu benahi apapun yg dilakukan. Jadi camkan! Anak nakal dan manja tak dilahirkan. Manja karena dipenuhi kebutuhannya. Nakal karena tak diberi sanksi waktu keliru. Merengek dan mengamuk itu satu paket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar