Waktu luang untuk Anaktitle>
</head>
<body>
<p>Assalamualikum wr. wb</p>
<p>WAKTU LUANG untuk ANAK</p>
<p>by. @erisudewoID</p>
<p><br />
TIME OUT untuk ANAK</p>
<p><br />
Nyaris tak ada orang tua yg tak sayang anak-anaknya. Tapi banyak ortu yg tak bisa atau tak tahu bgmn disiplinkan anak-anaknya. Banyak ortu yg saat mau disiplinkan, khawatir dianggap tak sayang. Maka ortu sendiri yg beri kelonggaran/melanggar aturan yg dia buat. Memang harus jelas batasan antara cinta dan ketegasan. Tegas utk disiplin. Itulah cinta sejati. Karena akan antar anak-anak hadapi dunia. Anak-anak juga cinta orang tua. Tapi sambil meninju, tendang, teriak, marah-marah dan mengacak-acak. Namanya juga anak-anak. Ketika tak dapat mainan, mereka teriak: “Aku benciii, ayah!” Itu cuma kesal karena tak dapat sesuatu.</p>
<p><br />
Yang harus diingat, tiap tindakan punya konsekuensi. Tanpa konsekuensi, tak akan ada hal yang bisa hentikan mereka. Anak-anak bertingkah karena ada sesuatu yg diinginkan atau ditakuti. Rengek itu manjur utk penuhi harapan mereka. Semakin lama rengekan semakin orang tua kewalahan. Dan banyak sekali orang tua yg akhirnya menyerah. Cara mengatasinya? Disiplinkan. Tingkah laku buruk seperti gigit, rampas, pukul, bohong, lempar, teriak, lompat-lompat di atas perabotan, jangan beri toleransi. Untuk disiplinkan anak, Nanny 911 punya kiat yakni Time Out (TO). Sosialisasikan pada anak-anak, dan pastikan kapan mulai diterapkan.</p>
<p><br />
<a href="https://account.ratakan.com/aff/go/29sukses/?i=238">Ebook Motivasi</a></p>
Seperti di olah raga, TO adalah waktu jeda untuk berembuk. TO jadi amat berharga. Sebab anak-anak diajari ketika hilang kendali/kontrol. Waktu hilang kontrol, anak-anak butuh waktu untuk atur pikiran dan perasaan mereka. Setelah tenang, mereka dapat membahas perasaaan itu. Waktu yg dibutuhkan <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> bisa 30 detik, 1 menit, 3 menit atau 5 menit tergantung tingkat “gawat darurat’-nya kekacauan anak-anak. pun butuh jam yg besar atau jam dinding. Fungsinya agar anak bisa melihat jam itu. Dg melihat jam tsb, anak diarahkan berpikir. Apa yg dipikirkan? Yg dipikirkan anak adalah mencoba memahami apa yg sebenarnya tengah terjadi.</p>
<a href="https://account.ratakan.com/aff/go/29sukses/?i=238">Ebook Motivasi</a></p>
<p><br />
Dan berhasil tidaknya <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> amat tergantung ortu. Ini butuh konsisten. Bahwa TO tak sementara. Berlaku hari ini, besok dan selamanya. Dan yg musti diingat pula, <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> bukan seperti pengadilan. Jangan berlebihan. Ini hanya semacam “arena jeda” utk selesaikan masalah. . <a href="https://twitter.com/hashtag/Timeout?src=hash">#<strong>Timeout</strong></a> adalah wahana dan sarana. Agar bisa terjadi komunikasi yg baik dua arah, anak dan ortu. Intinya kembali, KOMUNIKASI yg sehat. . Dalam TO anak diajak tenangkan diri dan diskusi. Anak disadarkan jika semua soal bisa diselesaikan dg percakapan yg tenang bersahabat. Anak-anak diberi waktu untuk kemukakan apa saja: Protes, usul pendapat, sharing. Tapi tidak lagi dgn jeritan, pukulan dan tendangan.<br />
<a href="https://account.ratakan.com/aff/go/29sukses/?i=204">Paket Minyak Cinta</a></p>
Pengawas dan pengelola <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a>, mesti mendengarkan dahulu. Lalu menyelesaikan dn diskusi. Apa yg boleh dan yg tidak. Lanjut dan stop. Sekali lagi ingat: Hal yg paling penting dan pokok dalam <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a>, anak-anak diajari jika semua soal bisa diselesaikan dengan diskusi. Dengan memberi waktu anak bisa ambil napas. Di saat itu anak pun bisa diarahkan berpikir. Mereka dilatih belajar sabar dan tanggungjawab. Di sisi lain ternyata <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> juga amat manjur bagi anak yg lebih besar. Sebab mereka sudah lebih bisa diajak untuk berpikir. Dengan TO, anak yg besar tak lagi jadi “pelopor keonaran” dan “pelapor keonaran”, melainkan telah perankan diri jadi “pereda keonaran”.</p>
<p><br />
<a href="https://account.ratakan.com/aff/go/29sukses/?i=238">Ebook Motivasi</a></p>
Itulah hebatnya <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a>. Bisa mengajak dan mendidik anak yg lebih besar untuk jadi bagian dari solusi kemelut tingkah laku adik-adiknya. Yang awalnya sang kakak jadi pencetus kekacauan, dengan <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> kini jadi pengawas yg siap meniup peluit saat adik-adiknya up set. Teknisnya sang kakak bisa melerai dan atasi adik-adik ikut dalam TO. Psikologisnya ini buat mereka bangga bisa sharing ambil keputusan. Cara ini buat sang kakak sendiri jadi belajar sabar. Dengan arahan dan kesabaran ortu, sang kakak akan menjadi anak yg paling dewasa. Dengan demikian, tanpa disadari tanggung jawab kakak muncul. Kakak telah wakili ortu, delegasi yg bantu beresi persoalan adik-adiknya. . <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> juga membuat sang kakak jadi lebih memahami persoalan. Karena ada waktu utk memikirkan adanya pandangan yg berbeda.<br />
Dengan <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> semua anak jadi tahu. Bahwa mereka punya kesempatan yg sama untuk pecahkan masalah bersama-sama | <a href="https://twitter.com/hashtag/CharacterBuilding?src=hash">#<strong>CharacterBuilding</strong></a>. . Dengan TO ini pula anak jadi tahu, bahwa ternyata orang tua begitu menghargai suara anak-anak. Ortu jadi pendengar hebat keluhan mereka. Lepas dari artu setuju atau tidaknya. Tetapi semua anak punya kesempatan untuk protes dan katakan apapun | <a href="https://twitter.com/hashtag/TimeOut?src=hash">#<strong>TimeOut</strong></a> | <a href="https://twitter.com/hashtag/CharacterBuilding?src=hash">#<strong>CharacterBuilding</strong></a>. </p>
<p>WASSALAMAM...</p>
<p>=========================================================================================================================</p>
Ingin hidup jadi lebih bermakna... Kita harus dapat suntikan motivasi setiap hari.. supaya hidup terus berkembang.. coba deh anda klik gambar ini
mungkin akan memberikan </p>
<p>wawasan dan pengetahuan baru bagi anda.. </p>
<p> <a href="https://account.ratakan.com/aff/go/29sukses/?i=241"><img src="https://account.ratakan.com/file/get/path/.banners.543e2347a151a/i/7396" border=0 alt="Ebook Motivasi 250x250" width="250" height="250"></a><br /> </p>
</body>
</html>
<div style='clear: both;'></div>
</div>
<div class='post-footer'>
<div class='post-footer-line post-footer-line-1'>
<span class='post-author vcard'>
Diposting oleh
<span class='fn' itemprop='author' itemscope='itemscope' itemtype='http://schema.org/Person'>
<meta content='https://draft.blogger.com/profile/13368309624449644675' itemprop='url'/>
<a class='g-profile' href='https://draft.blogger.com/profile/13368309624449644675' rel='author' title='author profile'>
<span itemprop='name'>Unknown</span>
</a>
</span>
</span>
<span class='post-timestamp'>
di
<meta content='http://synymampirgxnyesel.blogspot.com/2015/01/waktu-luang-untuk-anak.html' itemprop='url'/>
<a class='timestamp-link' href='https://synymampirgxnyesel.blogspot.com/2015/01/waktu-luang-untuk-anak.html' rel='bookmark' title='permanent link'><abbr class='published' itemprop='datePublished' title='2015-01-26T20:51:00-08:00'>20.51</abbr></a>
</span>
<span class='post-comment-link'>
<a class='comment-link' href='https://synymampirgxnyesel.blogspot.com/2015/01/waktu-luang-untuk-anak.html#comment-form' onclick=''>
Tidak ada komentar:
</a>
</span>
<span class='post-icons'>
<span class='item-control blog-admin pid-1732591165'>
<a href='https://draft.blogger.com/post-edit.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&from=pencil' title='Edit Entri'>
<img alt='' class='icon-action' height='18' src='https://resources.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif' width='18'/>
</a>
</span>
</span>
<div class='post-share-buttons goog-inline-block'>
<a class='goog-inline-block share-button sb-email' href='https://draft.blogger.com/share-post.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&target=email' target='_blank' title='Kirimkan Ini lewat Email'><span class='share-button-link-text'>Kirimkan Ini lewat Email</span></a><a class='goog-inline-block share-button sb-blog' href='https://draft.blogger.com/share-post.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&target=blog' onclick='window.open(this.href, "_blank", "height=270,width=475"); return false;' target='_blank' title='BlogThis!'><span class='share-button-link-text'>BlogThis!</span></a><a class='goog-inline-block share-button sb-twitter' href='https://draft.blogger.com/share-post.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&target=twitter' target='_blank' title='Bagikan ke X'><span class='share-button-link-text'>Bagikan ke X</span></a><a class='goog-inline-block share-button sb-facebook' href='https://draft.blogger.com/share-post.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&target=facebook' onclick='window.open(this.href, "_blank", "height=430,width=640"); return false;' target='_blank' title='Berbagi ke Facebook'><span class='share-button-link-text'>Berbagi ke Facebook</span></a><a class='goog-inline-block share-button sb-pinterest' href='https://draft.blogger.com/share-post.g?blogID=3318742820990982299&postID=7427356742194157224&target=pinterest' target='_blank' title='Bagikan ke Pinterest'><span class='share-button-link-text'>Bagikan ke Pinterest</span></a>
</div>
</div>
<div class='post-footer-line post-footer-line-2'>
<span class='post-labels'>
</span>
</div>
<div class='post-footer-line post-footer-line-3'>
<span class='post-location'>
</span>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div></div>
<div class="date-outer">
<h2 class='date-header'><span>Minggu, 25 Januari 2015</span></h2>
<div class="date-posts">
<div class='post-outer'>
<div class='post hentry uncustomized-post-template' itemprop='blogPost' itemscope='itemscope' itemtype='http://schema.org/BlogPosting'>
<meta content='http://www.eriesudewoid.com/wp-content/uploads/2015/01/diri-sendiri-musuh-300x231.jpg' itemprop='image_url'/>
<meta content='3318742820990982299' itemprop='blogId'/>
<meta content='6095288305031882342' itemprop='postId'/>
<a name='6095288305031882342'></a>
<h3 class='post-title entry-title' itemprop='name'>
<a href='https://synymampirgxnyesel.blogspot.com/2015/01/musuh-kamu-adalah-diri-sendiri.html'>Musuh kamu adalah diri sendiri</a>
</h3>
<div class='post-header'>
<div class='post-header-line-1'></div>
</div>
<div class='post-body entry-content' id='post-body-6095288305031882342' itemprop='description articleBody'>
<!--DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd"-->
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />
<title>Untitled Document
Assalamualikum wr. wb
Musuh Terbesar dalam hidup ini adalah diri sendiri

Artikel ini ditulis oleh bapak eri sudewo @erisudewoID
SUMBER. http://www.eriesudewoid.com/diri-sendiri-musuh/
Guru saya berkata: “Kita selalu lihat pihak lain yang jadi musuh. Kita sangka musuh-musuh itu yang akan merusak. Itu su’udzdzon namanya”
“Kita rasa dan bahkan haqqul yakin mereka yang jadi musuh. Padahal kita tak sadar, ternyata diri kita yang jadi musuh besar”
Su’udzdzon memang tak baik. Tapi tak semuanya itu buruk. Ada yg namanya su’udzdzon produktif. Apa itu? Curigai dirsen (diri sendiri)
Lihatlah! Tiap saat kita dirusak oleh yang kita miliki. Orang bawah dirusak kemiskinan, hasad, dengki dan iri hatinya. Mudah tersulut
Orang pandai dirusak oleh cara berpikirnya. Ilmunya yang tinggi, master dan doktor dari luar negeri, posisikan dirinya jadi merasa pandai
Orang atas dirusak oleh pangkat, jabatan dan kekuasaannya. Protes apalagi tak setuju, itu dianggap pembangkang. Musti dienyahkan. Orang populer dirusak oleh parasnya yang cantik dan ganteng. Harus sering dipoles. Wajah jadi segalanya. Lebih penting ketimbang iman. Musuh di luar diri kita memang mudah diketahui. Tapi tak sadar kita dirusak oleh ilmu, pangkat, harta, nama dan ketenaran diri sendiri
Bagi kita, rasanya semua yg kita miliki itu adalah kejayaan. Bagi kita semua itu adalah hasil dari kemajuan yang kita tempa. Kita rasa itu adalah kejayaan, bukan kerusakan. Hati-hati, kita tertipu oleh kesuksesan yang kita raih dan kita sangka baik-baik saja. Kita anggap KPK adalah musuh. Betulkah KPK jadi musuh? Bagi koruptor, BETUL. Karena tujuan KPK dibentuk untuk berantas korupsi. Pertanyaannya: “Maka lawan kita, lawan negara ini, siapa: KPK atau koruptor?” Ternyata musuh kita adalah diri sendiri.Kita bela KPK, kita bekerja sama dalam kebaikan. Kita preteli KPK, kita bekerja sama dalam kejahatan | #DiriSendiri=Musuh. KPK didirikan dengan tujuan mulia. Berantas korupsi, agar Indonesia bisa bangun negeri | #DiriSendiri=Musuh | #CharacterBuilding
Ebook Motivasi
Ingat musuh nomor wahid Indonesia saat ini adalah termasuk perilaku KORUPSI. Inilah yang hancurkan negeri | #DiriSendiri=Musuh. Maka ketika kita serbu KPK, dimana sesungguhnya moral kita? Entah apa pemikiran dan pergolakan yang ada dalam diri kita. Jika kita anggap KPK yang jadi musuh, itulah yang kita musti waspadai. Curigalah dan hati-hatilah pada diri kita sendiri. Hati-hatilah dengan jabatan. Jabatan punya saudara kembar yang tak kalah bahayanya. Apa itu? Kekuasaan | #DiriSendiri=Musuh. Hati-hatilah dengan kekuasaan. Mengapa? Sebab saat kita punya kuasa, apapun mudah kita dapatkan. Tak diminta pun datang. Ketika kita berkuasa, seolah nasib orang ada di tangan kita. Kita leluasa pindahkan mutasi dan promosi anak buah sesuai keinginan kita
Dengan kekuasaan, jabatan pun bisa dijual-beli. Ada uang, jabatan datang. Tak ada uang, jabatan pindah tangan | #DiriSendiri=Musuh. Hati-hati dengan kekuasaan. Begitu ada yang menentang, harga kekuasaan terusik. Kita hancurkan mereka | #DiriSendiri=Musuh. Hati-hati dgn kekuasaan. Mengapa? Kita punya kesempatan, waktu, dan fasilitas untuk bangun kerajaan di sekitar kita | #DiriSendiri=Musuh. Untuk masuk ke dalam kerajaan itu, yang kita butuhkan adalah orang yang patuh, loyal dan punya kepentingan sama | #DiriSendiri=Musuh
Di luar itu, mohon maaf: “Bagi yang tidak berkepentingan, dilarang masuk”. Begitu kan bunyi papan pengumuman itu dimana-mana. Atas nama bangsa dan negara, kekuasaan bisa diarahkan. Diarahkan siapa? Nah itulah yang jadi soal. Hati-hati dengan diri sendiri. Kekuasaan itu tergantung orang di belakangnya. Di tangan orang baik, kekuasaan jadi berkah dan barokah. Kebaikannya berlipat-lipat. Di tangan orang jahat, kekuasaan jadi horor yang paling menakutkan. Daya rusaknya bisa hancurkan apapun yang menghalangi. Di tangan orang sopan tapi jahat, kekuasaan jadi tirani. Diam tapi mencekam. Tanpa terlihat, yg dianggap lawan tiba-tiba ditelan bumi. Di tangan orang kasar dan jahat, kekuasaan perlihatkan wujud dzalimnya. Yang dianggap musuh dibantai. Musuh sebenarnya? Diri sendiri
Pelemahan KPK dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuasaan. Tragisnya seolah-olah pelemahan ini dilakukan secara berjamaah. Terjadi begitu sistematis. Segala kebohongan disiapkan dengan saksi palsu. Kita rakyat tak bisa berbuat apa-apa, apalagi banyak berbuat. Kita cuma coba sadarkan. Ingat-ingatlah. Hidup ini tak cuma di dunia. Ada pengadilan yang maha adil kelak. Tak takutkah?. Sebagian orang coba tenggelamkan KPK yang mulia. Maka rusaklah marwah Indonesia di mata negeri jiran. “Ah Indon” |. Tahu arti Indon? Artinya seperti yang mereka bilang: “Ada bangsa yang suka merusak bangsanya sendiri”. Itulah artinya
Kita marah pada mereka. Pertanyaannya: “Mengapa kita tak marah pada diri sendiri?” Maka marahlah pada diri sendiri | #DiriSendiri=Musuh. Hati-hati dengan diri kita. Curigai dia. Plato bilang: “Jika kita bisa taklukkan diri sendiri, itulah kemenangan terbesar dlm hidup”. Soal kekuasaan tak hanya di pemerintah, DPR dan KPK. Ada juga di perusahaan, di lembaga nirlaba, dan di keluarga kita yang tercinta. Anda laki-laki? Berarti anda kepala keluarga. Anda berkuasa penuh. Anda beri keluarga uang halal atau haram, itu pilihan anda. Anda perempuan? Anda kepala tumah tangga. Baik buruknya anak, terutama ada di ibu. Saat ibu terima uang haram, tamatlah keluarga. Keluarga yang dibiayai uang korupsi, sesungguhnya keluarga itu dirawat api Neraka. Tampaknya membangun, padahal terus dipanggang. Jika ini pilihan, mengapa ini yang dipilih. Padahal jelas: “Lindungi dirimu dan keluargamu dari jilatan api Neraka” | #DiriSendiri=Musuh
Api Neraka bukan musuh. Musuh terbesar kita adalah DIRI KITA SENDIRI. Kita yang jerumuskan dalam jilatan Neraka. Na’udzubillah mindzalik
Wassalam...
=========================================================================================================================
Ingin hidup jadi lebih bermakna... Kita harus dapat suntikan motivasi setiap hari.. supaya hidup terus berkembang.. coba deh anda klik gambar ini
mungkin akan memberikan
wawasan dan pengetahuan baru bagi anda..
